Waktu aku kecil, aku sering sekali jatuh dari sepeda bahkan sering sekali lutut ku berdarah. Namun, ku tetap mencoba agar bisa naik sepeda. Sampai akhirnya aku bisa mengendarainya hingga sekarang.

Hidup inipun seperti mengayuh sepeda. Saat naik sepeda, kita pasti pernah mengalami terjatuh. Menyakitkan pada awalnya.Tapi jika menjadikannya sebagai motivasi untuk terus maju maka kita akan cepat sampai ke tempat tujuan.

Ketika bersepeda juga, tidak selamanya jalan yang kita lewati akan lurus dan rata. Ada kalanya kita akan berjumpa dengan jalan yang penuh batu dan menanjak berliku. Jalan tersebut terkadang menghambat kita mencapai tujuan. Tapi jika kita tetap mengayuh sepeda maka kita tidak akan terjatuh dan semakin mendekati tempat tujuan.

Mengayuh sepeda sama halnya dengan kehidupan, semua adalah proses dan akan selalu bergerak. Tak ada yang instan. Semua akan selalu bergerak maju seiring dengan berjalannya waktu dan berhenti saat kita tutup usia.


Kezhia Sirait

Semua yang kita punya sekarang adalah milik Tuhan, termasuk anak - anak dan suamiku yang kelakuannya ajaib ini haha.. Semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan Tuhan.

Hari ini kita bisa menikmati apa yang kita punya sekarang, tapi besok bisa aja semua diambil sama Tuhan. Begitu juga hidup kita bisa aja diselesaikan Tuhan kapan saja Tuhan mau. Jadi jangan pernah terikat dengan apapun yang ada di dunia ini.

Memasukki hari kesekian dirumah, ternyata aku dan lando jadi belajar apa arti menikmati setiap detik hidup dan lebih mensyukuri setiap hal yang dapat aku miliki sekarang. Berusaha menjalani hari seandainya ini adalah hari terakhir, bikin aku dan lando terdorong buat selalu berusaha melakukan yang terbaik setiap hari.

 

 

Ya meskipun namanya manusia pasti ada aja salah atau ngelakuin hal yang menyakitkan. Saat hal seperti ini terjadi, kita berdua sama - sama belajar buat segera minta maaf dan memperbaikinya biar engga ada penyesalan nantinya. Hidup ini penuh misteri, kita engga pernah tau apa yang akan terjadi dalam beberapa detik di depan.

Waktu berjalan begitu cepat dan tidak dapat diulang kembali. Biarlah lembaran hidup kita selalu diwarnai dengan kenangan indah yang dapat selalu dikenang dan selalu memberikan senyum di kemudian hari.

Hargai apa yang ada sekarang dan berikan cinta yang terbaik setiap hari terutama buat keluarga kita karena hidup ini hanya sementara ♥️


Kezhia Sirait

Tak seorang pun yang mengetahui kapan pandemi Corona ini akan segera berakhir. Sudah hampir 2 bulan, seluruh pembatasan kegiatan diluar telah dilakukan. Tentunya banyak sekali dampak yang kita rasakan dalam kehidupan kita, namun satu hal yang ingin saya bahas kali ini adalah tentang kesehatan mental atau kondisi psikis kita dalam melewati saat - saat sekarang ini. Memang sehat secara fisik lebih terlihat jelas dibandingkan sehat secara mental, tapi mental yang sehat adalah hal penting dan berpengaruh bagi kualitas hidup kita.

Tak dapat dipungkiri situasi sekarang membuat kita lebih sering merasa panik, takut berlebihan dan selalu merasa cemas akan hari esok karna banyak hal yang tak pasti.Terlalu lama berada dalam situasi tertekan seperti ini terkadang bisa membuat kondisi psikis kita menjadi terganggu, stress, depresi hingga gangguan lainnya.

Maka itu kita harus sadar bahwa kesehatan mental adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Buat menjaganya, tentu kita bisa mencoba untuk melakukan berbagai hal atau menyibukkan diri selama berdiam dirumah agar kehidupan kita bisa tetap stabil dan tenang.

Sebagai langkah awal tentunya kita bisa mulai dengan memperbanyak doa, lebih banyak berbuat baik, dan bisa juga mencoba mulai berolahraga di rumah. Ketika membaca pun mari mulai memilih untuk sebatas artikel yang positif. Sama hal nya ketika memilih sesuatu untuk didengar, coba perbanyak mendengarkan hal yg baik atau musik menghibur. Tentunya dengan memperbanyak berbagai kegiatan positif dan menjalani pola hidup sehat akan membantu kita untuk selalu berpikiran jernih.

Tapi dari semua kegiatan yang bisa dicoba, ada hal yang paling penting yaitu menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap positif dan memberikan dampak yang baik. Hal ini bener - bener sangat membantu karena udah saya alami sendiri.

Ketika kita memilih siapa orang terdekat kita pastinya akan berpengaruh dengan cara kita berpikir, berbicara dan bertindak.

Maka itu, jangan habiskan waktu kita dengan orang - orang yang membawa dampak ataupun aura negatif. Percayalah, orang - orang seperti ini hanya akan merusak kesempatan menikmati hidup yang indah ini. Jangan pernah berikan ruang di pikiran kita untuk mereka.

Yuk, mulai jaga kesehatan mental kita dengan perbanyak melakukan hal - hal yang baik, bermanfaat, dan tentunya lebih hati - hati memilih teman dalam lingkaran kita . Ketika bisa menjadi pribadi yang positif, maka kita dapat melihat dunia dari kaca mata yang penuh harapan. Hal ini tentunya membuat kita lebih mudah menjalani hari - hari didepan.

Percayalah semua ini akan segera berlalu, mari bersama kita lewat masa pandemi ini dengan yakin bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.

Tetap sehat mental ya kawan - kawan dan jadikanlah diri kita pembawa kebahagiaan dan damai buat orang - orang disekitar kita. Bertahanlah karena kita tidak sendiri, Tuhan selalu berada bersama dengan kita ♥️


Kezhia Sirait 

 

Dua minggu yang lalu dunia dikejutkan dengan berita kepergian sang legenda NBA, Kobe Bryant. Kemampuan dalam dirinya adalah fenomena dalam dunia basket. Begitu banyak prestasi dan rekor dunia yang dimiliki membuat Kobe Bryant dikenal sebagai sosok yang sangat menginspirasi bagi banyak orang. 

Namun, kecelakaan tragis yang baru saja terjadi membuat dunia kehilangan sosok legenda ini. Seorang idola, seorang sahabat, seorang ayah dan seorang suami telah meninggalkan dunia ini. 

Kepergiannya tak hanya sendiri, melainkan bersama dengan putri cantiknya yang berusia 13 tahun. Mereka adalah 2 dari beberapa korban lainnya dalam kecelakaan yang tragis. Helikopter yang seharusnya membawa Kobe Bryant ke tempat pertandingan putri cantiknya ternyata terjatuh dan meledak sehingga tak ada seorang pun yang selamat dari kecelakaan tersebut.

Kecelakaan yang tak pernah terduga itu ternyata merupakan akhir bagi perjalanan mereka di dunia ini. Waktu mereka telah selesai, peristiwa ini menjadi duka dan kesedihan yang begitu dalam bagi banyak orang. Rasa kehilangan memang sangat menyakitkan dan sulit untuk dipahami.

Ya, itulah hidup.

Kepergian mereka dari dunia memang adalah sebuah akhir perjalanan, namun juga sebuah awal perjalanan kehidupan kekal yang indah bersama dengan Bapa, Sang Pencipta Semesta. Dunia sangat kehilangan sosok legenda yang luar biasa. Meninggal di usia 41 tahun memang terlalu cepat, namun itulah takdir hidup. Kepergiannya meninggalkan banyak cerita hidup karya, prestasi luar biasa hebat yang akan selalu menjadi kenangan indah tak terlupakan dan akan terus menginspirasi hidup banyak orang.

Buat saya, Kobe Bryant sudah mengakhiri hidup dengan sangat baik. Waktu yang singkat di dunia diisi dengan maksimal dan sangat bermakna ,Kobe Bryant telah memberikan dampak yang luar biasa buat orang banyak.

Peristiwa ini membuat saya kembali merefleksikan diri. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esok hari. Ketika tiba waktu saya telah selesai di dunia, apakah saya bisa mengakhiri nya dengan baik?

Rasa kehilangan selalu mendorong saya secara pribadi untuk terus memperbaiki diri. Menyadari bahwa hidup ini hanya sementara di dunia, membuat saya ingin terus memaknai setiap detik nafas kehidupan yang masih diberikan buat saya. Waktu dalam dunia sungguh sangat singkat.

Selamat jalan Kobe Bryant, terima kasih atas semua inspirasi yang telah diberikan untuk dunia ini.

Hidup sendiri belum tentu tidak bahagia. Banyak orang yang bilang, “lebih enak punya pasangan daripada hidup seorang diri”. saya pun selalu tersenyum kecil setiap mendengar kalimat tersebut dan segera menanggapinya dengan canda tawa. Hidup berpasangan juga belum tentu membuat kita bahagia, semua tergantung siapakah yang menjadi pasangan kita, bagaimana karakternya, dan seberapa jauh tingkat kedewasaan serta kematangannya dalam menjalani suatu hubungan.

Tepat pada tanggal 29 Maret 2012, sekitar jam 8 malam, saya melintasi wilayah Jakarta Pusat dan terjebak dalam sebuah kemacetan. Beberapa jam setelah itu, akhirnya saya pun mengetahui asal kemacetan itu adalah karena adanya sekumpulan orang yang sedang melakukan aksi unjuk rasa untuk menyalurkan suara hati mereka dan berharap mendapatkan sedikit perhatian dari para pemimpin negara kita, terutama kepada Presiden Republik Indonesia.